Laman

Senin, 24 September 2012

Puisi Untuk Diriku dan Untuk Daerah Asalku

Perjalanan daku lakukan
dengan baju lusush yang melekat di badan
di sela bibir ku tampak mengering
...
tenggorokan terasa terhimpit
menelusuri jalanan bima yang begitu ganas
jelas ku menatap awan berarak
wajah murung ku semakin terlihat
dengan langkah gontai tak terarah
keringat bercampur debu jalanan
kata orang aku pintar
kata orang aku anak yang beruntung
namun kenapa ?
aku masih resah mencari kerja
mengandalkan ijazah SMA
tiga tahun lamanya
bergelut dengan buku-buku
dengan harapan dapat menajamin masa depan ku
namun,semuanya tersa sia-sia

langkah kaki ku terhenti
di depan halaman sebuah jawatan
terjenuh lesuh au melangkah
dari pintu- pintu kantor yang ku harapkan
terngiang di telinga ku dengan jelas
teriakan kata "TIADA LOWONGAN !!!"
untuk kerja yang kudambakan
membuat telinga berdarah
membuat hati teriris tajam

Tak perduli berusaha lagi
Namun kata yang sama selalu ku dapatkan
namun kini.......................
harapan untuk kuliah
terpaksa ku tanggalkan di ujung tiang
harapan untuk membahagiakan orang tua
terpaksa ku uraikan
harapan untuk sukses terpaksa ku gadaikan

Setengah putus asa dia berucap… maaf anak mu ini ibu…

(*ku tidak mengharapkan iba , puisi ini ku buat di tengah kegundahan hati ku yang tak menentu )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar